Erupsi.com, MEDAN – Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Pemprov Sumut menyelenggarakan workshop “Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) dan Nilai Ekonomi Karbon di Hotel Radisson, Medan, Kamis (16/1/2025).
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber.Kegiatan digelar sebagai bentuk upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan target sebesar 4,86 juta ton CO2 ekuivalen sekaligus mendukung pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.
Acara berlangsung selama dua hari dan dibuka oleh Pj Sekretaris Daerah Pemprov Sumut Effendi Pohan. Effendi mengapresiasi workshop ini karena berperan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim melalui implementasi REDD+ dan Nilai Ekonomi Karbon.
Indonesia sendiri telah menetapkan target ambisius untuk menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 43,20% pada 2030 mendatang.
“Sumut memiliki peran strategis dalam mencapai target tersebut mengingat potensi besar hutan dan keanekaragaman hayati yang kita miliki,” ujarnya.
Implementasi program REDD+ dan Nilai Ekonomi Karbon di Sumut
Menurut Kepala DLHK Pemprov Sumut Yuliani Siregar, Sumut memiliki hutan yang luas serta keanekaragaman hayati yang tinggi. Sehingga berpotensi besar dalam penyimpanan karbon serta memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya nasional mengurangi emisi GRK.
“Implementasi program REDD+ dan Nilai Ekonomi Karbon di Sumut akan memberikan nilai ekonomi pada upaya-upaya pengelolaan hutan. Sehingga masyarakat lokal dan pemangku kepentingan terkait lainnya semakin termotivasi untuk melestarikan hutan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif PETAI Masrizal Saraan menjelaskan lebih lanjut tujuan proyek RBP GCF REDD+. Di antaranya mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari melalui peningkatan tata kelola hutan. Dengan begitu, semua pihak dapat berkontribusi untuk mengatasi laju deforestasi dan degradasi serta meningkatkan cadangan karbon di Sumut.
Proyek ini juga bertujuan mendorong pemanfaatan hutan yang berkelanjutan melalui peningkatan akses dan manfaat yang adil dari hutan dan jasa ekosistem. Kemudian memperkuat kebijakan, peraturan dan kapasitas kelembagaan dalam rangka implementasi REDD+ dan pemenuhan target NDC.
Kegiatan ini diikuti oleh 114 peserta. Terdiri dari perwakilan Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Organisasi Perangkat Daerah Pemprov Sumut, Kelompok Kerja (Pokja) REDD+ Sumut, akademisi serta lembaga swadaya masyarakat.
“Melalui workshop ini diharap terwujud pemahaman yang lebih mendalam. Khususnya mengenai mekanisme REDD+ dan Nilai Ekonomi Karbon. Kemudian rencana aksi yang terintegrasi serta kolaborasi yang solid antarpemangku kepentingan dalam upaya menjaga kelestarian hutan dan penurunan emisi GRK di Sumut,” ujarnya.